RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA XI
KAMIS 21 Juni 2012
(Aloisius Gonzaga)
Sir 48:1-14, Mzm 97:1-2,3-4,5-6,7, Mat 6:7-15
BACAAN INJIL:
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
(Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
RENUNGAN:
Doa adalah ungkapan dan buah iman dan buah iman adalah relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama.
Mungkin banyak orang beriman yang tidak punya waktu untuk berdoa, baik itu doa pribadi maupun doa bersama di lingkungan, mereka hanya ikut pada ibadah hari Minggu saja. Oleh sebab itu, jangankan bertele-tele dalam doa, berdoa saja tidak punya waktu atau berdoa singkat saja sulit dilakukan. Sehingga sering kita termukan bahwa begitu banyak umat yang merasa tidak bisa berdoa. Ketika seseorang diminta untuk memimpin doa dalam doa-doa bersama dia menolak, bukan karena rendah hati, tetapi karena merasa tidak bisa berdoa dengan baik. Tetapi ada juga orang yang merasa bahwa berdoa itu gampang sehingga ketika diminta memimpin doa, dia langsung mau dan memimpin doa dengan kata-kata yang panjang dan indah didengar. Ada pula yang mengatakan bahwa berdoa itu tidak terlalu penting, yang terpenting adalah hidup baik dan perbuatan baik kepada sesama.
Inilah sekelumit pengalaman dalam hidup doa.
Doa itu adalah bagian penting dalam hidup beriman dan bahkan tidak mungkin dikatakan bahwa seseorang itu beriman tetapi dia tidak pernah berdoa. Juga seorang beriman yang pendoa belumlah benar bila dia tidak punya relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama. Juga tidak benar bila dikatakan bahwa berdoa itu kurang penting, yang terpenting adalah hidup baik dan perbuatan baik kepada sesama.
Hari ini Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana berdoa yang baik dengan memberikan Doa Bapa kami kepada kita. Dalam Doa Bapa Kami ini terkandung muatan doa yang sejati. Dalam doa ini kita menemukan jawaban atas pertanyaa-pertanyaan yang di atas tadi. Dalam doa Bapa Kami terkadung pula muatan bahwa doa itu adalah ungkapan iman kepada Allah yang adalah Bapa kita. Dalam doa Bapa kami, kita diajarkan oleh Yesus untuk menyapa Allah adalah Bapa dan Dia adalah pemilik surga. Kita sungguh memuliakan Dia dan rindu untuk masuk dalam kerajaan-Nya dan juga merindukan agar kebahagiaan surga dapat kita rasakan dalam hidup dunia ini dan kita ingin melakukan kehendak-Nya.
Sesudah kita diajar untuk memuji, memuliakan dan mengungkapkan kerinduan akan Allah dan Kerajaan Surga, baru kita memohonkan permohonan bagi kita, yakni baik itu rejeki, belaskasih pengampunan bagi kita dan penyerahan diri pada perlindungan Tuhan supaya kita bisa hidup sturut kehendak Tuhan dan terlindung dari perbuatan jahat yang membawa kita ke kebinasaan hidup.
Dengan demikian, sangat jelas bagi kita bahwa dalam Doa Bapa Kami sungguh terungkap bahwa doa itu adalah ungkapan iman kepada Tuhan, karena kita percaya pada Tuhan maka kita berdoa, karena kita percaya pada Tuhan maka kita memohon. Doa itu pertama-tama adalah kepercayaan pada Tuhan, memuji memuliakan Tuhan, baru setelah itu kita berharap pada-Nya. Sedangkan doa-doa kita sering hanya ungkapan permohonan-permohonan yang kadang kala memaksa Tuhan untuk melakukan kehendak kita sendiri, bukan kehendak Tuhan yang kita harapkan terjadi dalam hidup kita.
Doa itu adalah ungkapan iman kepercayaan pada Allah. Sehingga doa itu bukan tergantung dengan panjangnya kata-kata dan indahnya kata-kata yang terurai dalam doa tetapi ungkapan iman yang mendalam pada Tuhan. Doa tidak selamanya dengan kata-kata yang panjang, kadang kala dalam doa kita bisa hanya diam dengan tujuan untuk mendengarkan kehendak Tuhan atas hidup kita.
Namun perlu kita ingat juga bahwa Doa itu harus berbuah pada relasi yang baik dengan sesama. Hal ini terungkap dalam kalimat, “Ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami.” Pengampunan atau kasih kepada sesama seakan menjadi syarat utama untuk mengharapkan pengampunan atau kasih dari Tuhan. Yesus sendiri pada ayat terakhir mengatakan bahwa jika kita mengampuni sesama kita, maka Allah Bapa yang di surgapun akan mengampuni kita. Sehingga jelas bahwa mengasihi sesama merupakan syarat untuk beroleh kasih pengampunan dari Tuhan.
Kiranya ajaran ini sangat tepat dan juga mengatakan bahwa doa yang tulus juga harus ternpancar pada relasi yang baik dengan sesama kita. Sebab bagaimana mungkin kita mengharapkan kasih dari Allah sedangkan kita sendiri tidak mengasihi sesama kita. Kalau kita mengasihi sesama, tentu layaklah kita mengharapkan untuk dikasihi. Namun yang sering terjadi bahwa kita hanya mengharapkan dikasihi tetapi kita sendiri tidak hidup dalam kasih kepada sesama.
Oleh sebab itu, hari ini mari kita renungkan, bagaimana doa-doa kita selama ini. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.