RENUNGAN HARIAN: Jumat 10 Februari 2012
MASA BIASA TAHUN B: Pekan V:
(Skolastika )
1Raj 11:29-32, 12:19, Mzm 81:10-11ab,12-13,14-15, Mrk 7:31-37
MASA BIASA TAHUN B: Pekan V:
(Skolastika )
1Raj 11:29-32, 12:19, Mzm 81:10-11ab,12-13,14-15, Mrk 7:31-37
BACAAN INJIL:
Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
RENUNGAN
Banyak cara yang dilakukan oleh Yesus dalam menyembuhkan orang sakit. Juga bila kita membaca injil yang berisi tentang penyembuhan, kita bisa temukan bahwa cara Yesus menyembuhkan berbeda untuk setiap orang dan setiap penyakit. Ini semua mau menyatakan kepada kita bahwa Yesus sungguh mengenal semua orang dan mengetahui apa yang dibutuhkan serta menyatakan bahwa Yesus punya banyak cara untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia.
Sebagaimana dalam Injil hari ini, Yesus menyembuhkan orang yang tuli dan gagap. Dalam kisah penyembuhan ini, Yesus tidak langsung menyembuhkan orang itu, tetapi Yesus melakukan beberapa proses, yakni memisahkan orang itu dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Baru setelah itu telinga orang itu akhirnya bisa mendengar dan seketika itu juga dia bisa berbicara. Yesus melakukan beberapa porses sebelum penyembuhan itu, tentu bukan karena penyakit itu sulit bagi Yesus dan bukan karena Yesus tidak bisa langsung menyembuhkan. Namun ada pesan yang mau disampaikan kepada kita. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Yesus membawa orang itu untuk merasakan kebersamaan dengan Yesus, membuat orang itu bisa mendengarkan sabda dan kasih Yesus dan sesudah itu, orang itupun bisa berkata-kata. Dengan kata lain, orang tuli dan gagap itu akhirnya sembuh setelah mengalami kebersamaan dengan Yesus.
Kita mungkin secara fisik tidaklah tuli karena telinga kita bisa mendengar. Kita juga tidak bisu atau gagap, karena kita bisa berbicara. Namun secara iman, kita seringkali tuli karena tidak dapat mendengarkan sabda Tuhan atau kehendak Tuhan pada kita. Kita juga bisa mendengar tetapi tuli terhadap perkataan orang lain terutama terhadap jeritan tangisan sesama yang mengharapkan kasih dari kita. Karena itu pula mulut kita menjadi gagap untuk berbicara tentang kasih dan sabda Tuhan, juga menjadi gagap berbicara tentang kasih Allah. Maka kitapun perlu disembuhkan oleh Yesus. Kita akan gagap atau tidak bisa berbicara tentang sabda dan kasih Tuhan, kalau kita tidak bisa mendengarkan sabda dan kasih Tuhan pada kita. Kitapun tidak bisa mendengarkan sabda dan kasih Tuhan kalau kita tidak pernah mengalami tinggal bersama dengan Yesus. Sehingga perlulah kiranya kita mengupayakan agar kita mempunyai kesempatan untuk tinggal bersama dengan Yesus, agar kita mampu mendengarkan sabda-Nya, kehendak-Nya dan ungkapan kasih-Nya kepada kita. Dengan mengalami itu, kitapun akan mampu berbicara tentang sabda Tuhan, kehendak Tuhan dan kasih Tuhan bagi sesama kita. Semoga di tengah kesibukan hidup, kita tetap menyediakan waktu untuk tinggal bersama Tuhan Yesus, agar kita tidak menjadi orang yang tuli dan gagap. Amin.
Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapapun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
RENUNGAN
Banyak cara yang dilakukan oleh Yesus dalam menyembuhkan orang sakit. Juga bila kita membaca injil yang berisi tentang penyembuhan, kita bisa temukan bahwa cara Yesus menyembuhkan berbeda untuk setiap orang dan setiap penyakit. Ini semua mau menyatakan kepada kita bahwa Yesus sungguh mengenal semua orang dan mengetahui apa yang dibutuhkan serta menyatakan bahwa Yesus punya banyak cara untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia.
Sebagaimana dalam Injil hari ini, Yesus menyembuhkan orang yang tuli dan gagap. Dalam kisah penyembuhan ini, Yesus tidak langsung menyembuhkan orang itu, tetapi Yesus melakukan beberapa proses, yakni memisahkan orang itu dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Baru setelah itu telinga orang itu akhirnya bisa mendengar dan seketika itu juga dia bisa berbicara. Yesus melakukan beberapa porses sebelum penyembuhan itu, tentu bukan karena penyakit itu sulit bagi Yesus dan bukan karena Yesus tidak bisa langsung menyembuhkan. Namun ada pesan yang mau disampaikan kepada kita. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Yesus membawa orang itu untuk merasakan kebersamaan dengan Yesus, membuat orang itu bisa mendengarkan sabda dan kasih Yesus dan sesudah itu, orang itupun bisa berkata-kata. Dengan kata lain, orang tuli dan gagap itu akhirnya sembuh setelah mengalami kebersamaan dengan Yesus.
Kita mungkin secara fisik tidaklah tuli karena telinga kita bisa mendengar. Kita juga tidak bisu atau gagap, karena kita bisa berbicara. Namun secara iman, kita seringkali tuli karena tidak dapat mendengarkan sabda Tuhan atau kehendak Tuhan pada kita. Kita juga bisa mendengar tetapi tuli terhadap perkataan orang lain terutama terhadap jeritan tangisan sesama yang mengharapkan kasih dari kita. Karena itu pula mulut kita menjadi gagap untuk berbicara tentang kasih dan sabda Tuhan, juga menjadi gagap berbicara tentang kasih Allah. Maka kitapun perlu disembuhkan oleh Yesus. Kita akan gagap atau tidak bisa berbicara tentang sabda dan kasih Tuhan, kalau kita tidak bisa mendengarkan sabda dan kasih Tuhan pada kita. Kitapun tidak bisa mendengarkan sabda dan kasih Tuhan kalau kita tidak pernah mengalami tinggal bersama dengan Yesus. Sehingga perlulah kiranya kita mengupayakan agar kita mempunyai kesempatan untuk tinggal bersama dengan Yesus, agar kita mampu mendengarkan sabda-Nya, kehendak-Nya dan ungkapan kasih-Nya kepada kita. Dengan mengalami itu, kitapun akan mampu berbicara tentang sabda Tuhan, kehendak Tuhan dan kasih Tuhan bagi sesama kita. Semoga di tengah kesibukan hidup, kita tetap menyediakan waktu untuk tinggal bersama Tuhan Yesus, agar kita tidak menjadi orang yang tuli dan gagap. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.