Renungan Harian : Jumat 14 Januari 2011
Ibr 4:1-5,11, Mzm 78:3,4bc,6c-7,8, Mrk 2:1-12
(Petrus Donders)
Ibr 4:1-5,11, Mzm 78:3,4bc,6c-7,8, Mrk 2:1-12
(Petrus Donders)
"Iman itu, hendaknya menyelamatkan kita dan sesama kita."
BACAAN INJIL:
Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Dalam Injil hari ini, kita tidak tahu pasti apakah si lumpuh itu yang meminta empat orang itu, agar membawanya kepada Yesus untuk disembuhkan atau ini semua inisiatif ke empat orang itu saja. Yang jelas kita tahu adalah bagaimana kerinduan hati mereka akan kesembuhan si lumpuh, keyakinan mereka bahwa Yesus pasti akan mau menyembuhkannya dan perjuangan mereka yang besar atas kerinduan itu. Mereka tidak begitu saja menyerah ketika mereka tidak bisa membawa si lumpuh itu ke hadapan Yesus. Keempat orang yang membantu si lumpuh juga patut dipuji imannya. Tanpa mengesampingkan apakah mereka itu keluarganya, atau apakah mereka itu disuruh dan dibayar, tetapi yang jelas mereka juga punya keyakinan besar bahwa Yesus bisa menyembuhkan si lumpuh dan tidak akan marah akan tindakan mereka. Hal ini ditegaskan oleh penginjil dengan mengatakan ,” Ketika Yesus melihat iman mereka,…” Jadi jelas bukan hanya iman si lumpuh.
Iman si lumpuh dan empat orang itu sungguh besar akan kuasa dan kasih Yesus. Iman yang kuat mereka nyatakan dengan perjuangan, tidak dengan mudah putus asa ketika ada halangan untuk bertemu dengan Yesus. Demikian juga seringkali iman kita pasti akan menghadapi tantangan. Kita ingin bertemu dengan Yesus, tetapi ada tantangan. Kita ingin menghayati ajaran-ajaran Yesus, tetapi menghadapi tantangan. Dalam menghadapi tantangan iman, kita seringkali cepat putus asa, patah semangat, tidak mau merusaha setia dan mencarai jalan untuk semuanya itu. Perikop hari ini menguatkan kita, agar kita setia dan berjuang dalam penghayatan iman kita karena iman yang kuat, itulah yang menyelamatkan kita, memberi kesembuhan atau keselamatan bagi kita.
Iman kita juga hendaknya berbuah kepada orang lain. Ke empat orang itu, membawa si lumpuh ke hadapan Yesus dan berusaha keras agar si lumpuh bertemu dan disembuhkan oleh Yesus. Suatu ungkapan iman yang indah. Sekarang ini banyak orang beriman, tetapi imannya tidak berbuah baik untuk dirinya sendiri apalagi untuk orang lain. Orang mengatakan diri beriman, tetapi tidak sungguh-sungguh menghayati imannya, hanya sekedar ikut-ikutan atau formalitas belakan. Iman yang hidup tentunya juga dinyatkan dalam usaha untuk semakin mendekatkan diri atau untuk bertemu dengan Yesus. Iman yang berbuah juga dinyatakan dalam perhatian, usaha nyata dalam perbuatan kasih kepada orang-orang lumpuh atau orang-orang sakit. Iman yang berbuah juga nyata dalam sikap/perbuatan yang mengharapkan agar orang sakit, orang menderita, sesama dapat bertemu dengan Yesus dan beroleh keselamatan daripada-Nya.
Iman itu, hendaknya menyelamatkan kita dan sesama kita. Semoga.
Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Dalam Injil hari ini, kita tidak tahu pasti apakah si lumpuh itu yang meminta empat orang itu, agar membawanya kepada Yesus untuk disembuhkan atau ini semua inisiatif ke empat orang itu saja. Yang jelas kita tahu adalah bagaimana kerinduan hati mereka akan kesembuhan si lumpuh, keyakinan mereka bahwa Yesus pasti akan mau menyembuhkannya dan perjuangan mereka yang besar atas kerinduan itu. Mereka tidak begitu saja menyerah ketika mereka tidak bisa membawa si lumpuh itu ke hadapan Yesus. Keempat orang yang membantu si lumpuh juga patut dipuji imannya. Tanpa mengesampingkan apakah mereka itu keluarganya, atau apakah mereka itu disuruh dan dibayar, tetapi yang jelas mereka juga punya keyakinan besar bahwa Yesus bisa menyembuhkan si lumpuh dan tidak akan marah akan tindakan mereka. Hal ini ditegaskan oleh penginjil dengan mengatakan ,” Ketika Yesus melihat iman mereka,…” Jadi jelas bukan hanya iman si lumpuh.
Iman si lumpuh dan empat orang itu sungguh besar akan kuasa dan kasih Yesus. Iman yang kuat mereka nyatakan dengan perjuangan, tidak dengan mudah putus asa ketika ada halangan untuk bertemu dengan Yesus. Demikian juga seringkali iman kita pasti akan menghadapi tantangan. Kita ingin bertemu dengan Yesus, tetapi ada tantangan. Kita ingin menghayati ajaran-ajaran Yesus, tetapi menghadapi tantangan. Dalam menghadapi tantangan iman, kita seringkali cepat putus asa, patah semangat, tidak mau merusaha setia dan mencarai jalan untuk semuanya itu. Perikop hari ini menguatkan kita, agar kita setia dan berjuang dalam penghayatan iman kita karena iman yang kuat, itulah yang menyelamatkan kita, memberi kesembuhan atau keselamatan bagi kita.
Iman kita juga hendaknya berbuah kepada orang lain. Ke empat orang itu, membawa si lumpuh ke hadapan Yesus dan berusaha keras agar si lumpuh bertemu dan disembuhkan oleh Yesus. Suatu ungkapan iman yang indah. Sekarang ini banyak orang beriman, tetapi imannya tidak berbuah baik untuk dirinya sendiri apalagi untuk orang lain. Orang mengatakan diri beriman, tetapi tidak sungguh-sungguh menghayati imannya, hanya sekedar ikut-ikutan atau formalitas belakan. Iman yang hidup tentunya juga dinyatkan dalam usaha untuk semakin mendekatkan diri atau untuk bertemu dengan Yesus. Iman yang berbuah juga dinyatakan dalam perhatian, usaha nyata dalam perbuatan kasih kepada orang-orang lumpuh atau orang-orang sakit. Iman yang berbuah juga nyata dalam sikap/perbuatan yang mengharapkan agar orang sakit, orang menderita, sesama dapat bertemu dengan Yesus dan beroleh keselamatan daripada-Nya.
Iman itu, hendaknya menyelamatkan kita dan sesama kita. Semoga.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.