RENUNGAN HARIAN, PEKAN BIASA VI:
SENIN 23 FEBRUARI 2014
Yak. 3:13-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mrk. 9:14-29.
INJIL :
Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?" Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati." Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."
RENUNGAN :
Para saudara,
Kita bisa bayangkan bagaimana kekesalan Yesus menghadapi orang yang tidak percaya. Seorang anak yang sudah sejak kecil sudah kerasukan setan, sudah dibawa kepada para murid untuk didoakan tetapi tidak sembuh juga. Orang tua anak itu sangat jengkel karena anaknya ternyata tidak sembuh, sehingga dia mengatakan kepada Yesus, “Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." Dalam kalimat ini ada rasa jengkel dan tidak yakin. Apakah doa para murid tidak manjur?
Menanggapi pernyataan orang tua anak itu, Yesus berkata, "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Sampai di sini, kita tidak tahu kepada siapa Yesus mengatakan perkataan ini. Mungkin saja kepada para murid atau kepada orang tua anak itu. Namun dalam ayat selanjutnya kita bisa mengetahui bahwa Yesus mengatakan kalimat di atas kepada para murid dan juga orang tua anak itu. Kita mengetahui bahwa orang tua anak itu tidak percaya karena dia mengatakan kepada Yesus, “Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami!”
Mungkin saja orang tua anak itu juga tidak percaya kepada Yesus sanggup menyembuhkan anaknya karena para murid tidak sanggup menyembuhkannya. Yesus nampaknya kesal dengan ayah anak itu, karena menyamakan Dia dengan para murid, meragunakan kemampuan Yesus karena para murid tidak mampu menyembuhkan anaknya. Menanggapi pernyataan orang itu Yesus berkata, “Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"
Kita bisa bayangkan bahwa Yesus mengatakan kalimat ini dengan nada tinggi sehingga ayah anak itu cepat menyadari kesalahannya yang tidak percaya dengan berkata, “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" Yesus pun akhirnya menyembuhkan anak itu.
Kepercayaan ayah anak itu mendatangkan penyembuhan dari Yesus. Ternyata orang tua anak itu membawa anaknya kepada para murid untuk didoakan bukan karena percaya pada kuasa penyembuhan yang diberikan oleh Yesus kepada para muri. Dia membawanya hanya karena mengharapkan penyembuhan saja.
Para murid tidak bisa menyembuhkan anak itu bukan karena kuasa yang diberikan oleh Yesus kepada para murid , itu tidak manjur, namun ketidak percayaan ayah anak itulah yang menyebabkan anaknya tidak sembuh.
Mungkin kitapun demikian. Kita seringkali datang kepada Yesus bukan dengan iman bahwa Yesus adalah Mesias, namun kita datang kepada Yesus hanya semata-mata ingin memohon. Sehingga pada akhirnya apa yang kita harapkan tidak terkabul. Kita juga sering mengharapkan mukjizat dari Tuhan tetapi kita tidak percaya. Namun lewat sabda hari ini jelas bagi kita, bahwa iman kepada Yesuslah yang mendatangkan mukjizat sehingga seperti yang dikatakan oleh Yesus bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.
Namun selain itu, kita patut merenungkan apa yang dikatakan oleh Yesus kepada para murid yakni, “Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami!” Bisa saja para murid mendoakan bukan karena percaya tetapi karena terpaksa sehingga tidak mendatangkan kesembuhan bagi anak itu, ditambah lagi ayah anak itupun tidak percaya. Akan tetapi juga menjadi peringatan bagi kita betapa doa itu punya kekuatan yang mendatangkan rahmat dan berkat Allah bagi orang lain.
Doa itu mendekatkan diri kita dengan Tuhan sehingga kita ada dalam Tuhan dan Tuhan dalam diri kita. Dengan doa, kuasa Tuhan bekerja lewat diri kita sehingga mendatangkan berkat kepada sesama. Jadi bukan kita dan bukan rumusan doa itu itu yang mendatangkan berkat bagi sesama, tetapi Tuhan yang berdiam dalam diri kitalah yang mendatangkan berkat itu. Maka semoga, kita senantiasa mengusahakan hidup doa harian kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.