RENUNGAN MASA ADVEN :
SENIN 2 DESEMBER 2013
(Maria Angela Astorch, Edmund Campion, Robertus Southwell)
Yes. 2:1-5, atau Yes. 4:2-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,(4b-5,6-7), 8-9; Mat. 8:5-11
BACAAN INJIL:
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,
RENUNGAN :
Apakah iman kita sudah layak untuk dipuji?
Kiranya pertanyaan ini patut kita renungkan pada masa adven ini. Maksud pertanyaan ini adalah bukan berarti bahwa kita ingin supaya dipuji sebagai orang beriman, tetapi kita hendak melihat sejauh mana kita sungguh-sungguh menghayati iman kita.
Dalam injil hari ini, Yesus memuji iman seorang perwira dan bahwa sampai-sampai Yesus mengatakan bahwa Yesus tidak pernah menjumpai iman sebesar iman perwira itu di kalangan orang israel. Yesus memuji iman perwira itu karena perwira itu penuh cinta kasih kepada sesama yang dalam hal ini hambanya yang sedang sakit keras dan diapun begitu rendah hati meyadari ketidakpantasannya di hadapan Tuhan.
Perwira itu mempunyai seorang hamba yang sedang terbaring sakit karena lumpuh dan dia sangat menderita. Dia begitu kasihan dengan hambanya itu sehingga pergi menghadap Yesus agar Yesus berkenan menyembuhkannya. Sungguh luar biasa cinta perwira itu kepada hambanya yang sedang sakit. Sebagai seorang perwira, wajar saja bila sekiranya dia memecat hambanya itu karena tidak lagi bisa melayani dia, tetapi dia tidak melakukan demikian, malahan memohon agar Yesus menyembuhkannya. Perwira itu datang sendiri menghadap Yesus, padahal sebenarnya bisa saja dia menyuruh orang lain atau bawahannya yang lain untuk meminta kepada Yesus, namun dia datang sendiri. Mengapa dia tidak menyuruh orang lain atau bawahannya untuk meminta kepada Yesus? Inilah salah satu tanda memang dia rendah hati dan sangat mencintai sesamanya juga hambanya.
Kerendahan hati perwira itu semakin nyata ketika dia menolak Yesus datang ke rumahnya ketika Yesus mengatakan akan datang ke rumahnya untuka menyembuhkannya. Perwira itu merasa tidak layak menerima kehadiran Yesus ke rumahnya karena dia sadar bahwa dirinya adalah berdosa, rumahnya tidak layak menerima kehadiran Yesus yang mahakuasa dan mahakudus. Perwira itupun percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan hambanya itu hanya dengan bersabda sepatah kata saja, tidak perlu datang ke rumahnya.
Yesus sungguh heran dan memuji kedalaman iman perwira itu. Seorang perwira, atasan atau orang kaya yang biasanya dianggap tidak beriman, tetapi perwira itu sungguh beriman. Imannya nyata dalam kerendahan hati di hadapan sesama sehingga dia tidak merasa lebih tinggi dari orang lain, tidak memandang rendah orang lain juga hambanya dan bahkan sangat peduli dengan orang lain juga orang kecil yang dalam hal ini hambanya. Kedalaman iman perwira itu juga nyata dalam sikapnya yang tidak menganggap dirinya layak di hadapan Allah walaupun dia bersikap baik dan beriman. Imannya juga nyata dalam hidupnya yang mau repot untuk menolong hambanya yang sedang sakit.
Bagaimana dengan hidup iman kita?
Kita sudah lama percaya kepada Yesus, namun bisa saja iman kita tidak sedalam iman perwira itu sehingga Yesus belum menemukan iman yang dalam atas diri kita. Kalau kita sungguh beriman, kita hendaknya senantiasa bersikap rendah hati di hadapan sesama, tidak merasa lebih hebat atau lebih tinggi dari orang lain sehingga kita melihat sesama juga orang kecil adalah barharga bagi kita sehingga kita mengasihi dan peduli dengan sesama terutama yang kecil. Kasih dan rasa peduli itu kita nyatakan dengan mau repot untuk membantu sesama kita. Maka semoga dalam masa adven ini kita berusaha memperbaharui iman kita sehingga Yesus memuji kita sebagai orang yang sungguh beriman. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.