RENUNGAN HARIAN:
SELASA, 4 JUNI 2013
(Yohanes Baptista Skalabrini, Yakobus dr Viterbo, Petrus dr Verona)
Tob. 2:9-14; Mzm. 112:1-2,7bc-8,9; Mrk. 12:13-17
BACAAN INJIL:
Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!" Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.
RENUNGAN:
Pernah seorang umat bertanya, “Kenapa kita harus memberi iuran atau Dana Mandiri ke Paroki, seperti memberi pajak ke negara ini? Kalau kita memberi pajak ke negara, hasilnya masih kelihatan misalnya jalan ke desa kita dibangun pemerintah, sedangkan iuran ke Gereja hasilnya tidak kelihatan. Jadi lebih baik kita memberi pajak ke negara, daripada membayar iuran ke Gereja.
Mungkin kita yang mendengar ini sedikit prihatin karena itu gambaran bahwa orang itu kurang menyadari kasih dan berkat Tuhan yang telah mereka terima.
Memang secara manusiawi, pajak yang diberikan oleh seseorang akan dipergunakan oleh pemerintah untuk menunjang pembangunan daerah itu. Tetapi apakah hidup dan kesehatan itu diberikan oleh negara atau pemerintah?
Memang hal yang baik bila kita memberikan kewajiban kepada negara. Namun sungguh menyedihkan bila orang tidak menyadari bahwa Tuhan telah memberikan apa yang tidak bisa diberikan oleh negara atau manusia yakni hidup dan berkat-Nya.
Pemikiran yang demikian tidak menyadari bahwa Tuhan telah memberi dia hidup dan sekan menganggap bahwa apa yang ada padanya hanyalah perjuangan dan usaha kerasnya sendiri, bukan karena berkat Tuhan yang telah dia terima. Dengan demikian, hidup imannya dianggap hanya sebagai formalitas belaka.
Hidup itu adalah pemberian Tuhan dan juga semua yang baik pada kita adalah berkat Tuhan. Oleh sebab itu, sudah layak dan pantaslah kita memberi apa yang menjadi hak Tuhan. Bahkan seharusnya Tuhan berhak menuntut hak yang labih banyak dari kita karena Dia memberikan hidup dan berkat-Nya secara cuma-cuma, yang tidak bisa diberikan oleh dunia. Memang yang dituntut oleh Tuhan tidak sekedar persembahan, itu hanyalah salah satu dari sekian banyak yang harus kita berikan kepada Tuhan.
Lebih dari itu, yang menjadi hak Tuhan dan harus kita berikan adalah hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini menjadi lebih utama. Sebab tidak ada gunanya kita memberi persembahan kalau ternyata hidup kita tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Oleh sebab itu, kita memang harus memberikan apa yang wajib kita berikan kepada negara, tetapi kita juga harus memberikan bahkan lebih banyak lagi apa yang wajib kita berikan kepada Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.