RENUNGAN HARI BIASA:
SABTU 8 JUNI 2013
(Peringatan Wajib Hati Tersuci SP Maria )
Tob. 12: 1,5-15,20; MT Tob. 13:2,6,7,8; Mrk. 12:38-44
BACAAN INJIL:
Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
RENUNGAN:
Hari ini sungguh saya mengalami iman yang hidup dari seorang ibu sehubungan dengan injil hari ini.
Seperti biasanya, tadi malam saya mengirimkan permohonan kepada seorang ibu lewat pesan di Fbnya. Pagi ini saya membaca balasan dari pesan yang dia sampaikan. Dalam balasan itu, ibu itu menceritakan bagaimana hidupnya sekarang ini yang sedang mengalami persoalan hidup di negeri seberang. Ibu itu bercerita bahwa setahun lalu, dia membawa suaminya untuk berobat ke luar negeri, dan menetap di sana karena suaminya warga negara di situ. Namun Tuhan berkehendak lain, suaminya meninggal dunia di sana. Saat ini diceritakan bahwa beliau sedang kesulitan ekonomi sepeninggal suaminya, dia mencari pekerjaan untuk menyambung hidup bersama seorang putrinya yang juga sendang mencari pekerjaan. Ibu itu juga mengalami kesulitan untuk kembali ke Indonesia.
Pendek cerita, walau sedang mengalai persoalan dan kesulitan ekonomi, ibu itu tetap akan memberi persembahan untuk pembangunan Gereja Tigalingga, dari sisa tabungannya yang ada di Indonesia. Beliau juga berjanji untuk menyebarkan permohonan saya ke keluarga dan teman-temannya. Ibu itu sedang menghadapi kesulitan tetapi tetap mau memberi bantuan dan bahkan dia sendiri kesulitan dalam urusannya, tetapi dia juga mau membantu mencarikan orang yang mau membantu.
Sungguh ini bisa terjadi karena iman yang kuat dan dalam pada ibu tersebut. Ini jelas menjadi contoh yang nyata dari injil yang kita dengarkan hari ini, tentang persembahan seorang janda yang miskin.
Perumpamaan tentang janda miskin dalam Injil hari ini sungguh mengungkapkan bagaimana kayanya iman janda itu. Dimata dunia/manusia dia miskin tidak punya apa-apa, tetapi di mata Tuhan dia sungguh kaya. Janda itu memang memberi persembahan jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan orang kaya, namun dia memberi semua yang ada padanya. Janda itu tidak khawatir akan nasibnya bila dia memberi semua uang yang dimilikinya, dia tidak merasa kekurangan sehingga dia berani memberi semuanya, sebab seringkali orang sulit memberi karena merasa masih kekurangan. Wanita janda itu percaya bahwa Tuhan akan memelihara hidupnya.
Persembahan kita kepada Tuhan atau perberian kita kepada sesama tidak diukur dari banyak dan bentuknya, tetapi dilihat dari cinta dan ketulusan hati dalam memberi.
Selamat pagi. Selamat beraktivitas.Tuhan memberkati.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.