RENUNGAN HARIAN PEKAN PASKAH IV
SENIN 30 APRIL 2012
(Pius V, Benediktus dr Urbino, Maria dr Inkarnasi )
Kis 11:1-18, Mzm 42:2-3, 43:3,4, Yoh 10:1-10
BACAAN INJIL:
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.
Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
RENUNGAN:
Orang bilang bahwa sekarang ini sedang terjadi krisis kepercayaan. Masyarakat banyak sudah tidak percaya lagi kepada para pemimpin, para pejabat, institusi pemerintahan. Krisis ini terjadi bukan karena orang tidak mau mengikuti peraturan, tetapi karena ternyata banyak yang namanya pemimpin ternyata hanya mementingkan diri sendiri, bahkan tidak sedikit dari mereka yang harusnya melindungi masyarakat, tetapi ternyata hanya berpihak kepada orang-orang tertentu. Lebih parah lagi, tidak sedikit dari mereka hanya berpihak kepada perut mereka sendiri. Para pemimpin tidak lagi hidup seperti apa yang mereka katakan.
Hal ini juga mempengaruhi sikap orang dalam bersikap kepada orang lain, dan juga muncul pula ketidakpercayaan kepada orang lain.
Krisis kepercayaan ini membuat orang akhirnya seakan hidup menurut keinginannya sendiri dan bahkan oleh naluri manusiawinya. Pada saat demikian, bukan rahasia, banyak orang yang tampil dengan tawaran-tawaran yang mau memuaskan ketidak percayaan orang kepada pemerintah, dan karena sedang dalam keadaan tidak percaya, orang bisa dengan gampang mengiyakan tawaran itu yang seakan memenuhi harapan masyarakat.
Krisis ketidakpercayaan ini juga berdampak pada kepercayaan kepada Tuhan. Persoalan yang berpekepanjangan, kekecewaan terhadap para pemimpin atau pada sesama, bisa saja menjadi penyebab terjadinya krisis ketidak percayaan pada Tuhan. Hal ini bisa terjadi, karena merasa bahwa Allahpun tidak berpihak kepada orang-orang yang menderita, seakan Allah hanya berpihak pada para penguasa, kepada orang-orang kaya.
Krisis ini juga bisa terjadi karena pada kenyataannya para pemimpin atau orang yang harusnya diharapkan membawa mereka kepada hidup yang lebih baik, adalah orang beragama, namun mereka itu justru hidup seperti orang yang tidak ber-Tuhan.
Singkat kata dalat dikatakan bahwa sekarang ini banyak orang yang sulit percaya kepada sesama, kepada pemimpin dan juga kepada Allah.
Namun hari ini, kembali Yesus menegaskan kepada kita bahwa Dia adalah gembala yang baik. Sebagai gembala yang baik, Yesus memberikan jaminan hidup bahwa Dia tidak pernah membawa domba-domba-Nya kepada kebinasaan hidup, tetapi akan membawanya dalam kebahagiaan hidup, malahan sebagai Gembala, Dia siap membela dan mengorbankan hidupnya demi keselamatan domba-domba-Nya. Bagi-Nya kita sungguh berharga dan Dia mengenal kita satu sama lain.
Sehingga hendaknya kita selalu percaya kepada Dia. Kalau kita saat ini sulit percaya kepada para pemimpin dunia, namun kita hendaknya selalu percaya kepada Dia, Dia adalah gembala kita yang sangat baik. Yesus malah mengingatkan kita, agar dalam situasi yang demikian, kita harus waspasa. Sebab dalam situasi demikian, justru akan sering hadir para pemimpin palsu, pemimpin upayan yang seakan menawarkan kebaikan, padahal sebenarnya dia adalah pencuri.
Maka semoga kita selalu mau mempercayakan hidup kita kepada Yesus karena Dia adalah pintu menuju hidup bahagia dan kekal. Keyakinan yang teguh kepada Yesus akan membebaskan kita dari para pemimpin palsu. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.