Melanjutkan Pembangunan Gereja Paroki
Selama satu tahun sejak pastor Anton O.Carm pindah tugas di Paroki Tigalingga yakni tanggal 31 Januari 2010, beliau berusaha membangkitkan semangat umat paroki untuk melanjutkan pembangunan Gereja Paroki yang sudah dimulai sejak tahun 2008 lalu. Pastor Paroki dan pastor Yoakim O.Carm selaku pastor rekan berusaha menanamkan semngat umat dan kerinduan umat untuk melanjutkan fondasi yang sudah terbengkalai hampir 2 tahun lebih. Selama setahun, kedua pastor ini berusaha mempelajari sambil berusaha memperbaiki proposal, membuat proposal baru, tapi sekan tidak kunjung muncul semangat dan kerinduan umat. Jangankan dalam membantu menyebarkan proposal, iuran partisipasi umat juga setahun itu tetapi tidak bertambah.
Namun atas desakan para simpatisan, terutama dari seseorang dari paroki Sidikalang yang siap membantu proses pembangunan, akhirnya pada hari Minggu 8 Mei 2011 sehabis perayaan Ekaristi diadakanlah rapat bersama yakni DPPH, Panitia Pembangunan bersama umat, di aula paroki. Dalam rapat bersama itu akhirnya diputuskan bahwa pembangunan gereja akan dilanjutkan dengan kesepakatan bahwa semua umat akan berkerja sama dalam pembangunan karena pembangunan dilakukan sendiri, tidak lagi diberi kepada pemborong. Dalam rapat tersebut juga diputuskan bahwa tanggal 22 Mei 2011 misa Minggu dipersembahkan secara khusus untuk kelanjutkan pembangunan dan awal pembangunan dimulai.
Sesudah perayaan ekaristi, diadakanlah syukuran bersama di aula paroki. Kegiatan syukuran yang dimaksud adalah bersyukur karena semangat kebersamaan, kerinduan dan kesepatakan umat untuk melanjutkan pembangunan tumbuh dalam diri semua umat. Juga pertemuan itu sekaligus sebagai awal kebersamaan untuk melanjutkan pembangunan.
Dalam pertemuan tersebut, pastor Anton juga menampilkan gambar bangunan paroki yang telah beliau perbaharui sendiri. Layaknya seperti seorang arsitek Pastor Anton menerangkan bangunan Gereja yang dia buat sendiri dengan menggunakan program Auto Cad. Pastor Anton menerangkan bahwa gambar yang dia buat tidak jauh berbeda dengan gambar-gambar yang sudah ada sebelumnya, yang dibuat oleh para pemborong dan ahlinya (sudah 3 gambar). Beliau menerangkan bahwa dalam gambar tersebut ada penyederhanaan di beberapa tempat yakni menara lonceng. Pastor ini menerangkan gambar dan membandikannya dengan gambar-gambar sebelumnya. Pastor Anton menerangkan adanya penyederhanaan dalam beberapa hal dengan pertimbangan upaya membertahnakan bangunan yang sudah ada dan juga berpikir realistis akan kemampuan umat dan panitia, beliau mengajak umat tidak usah bermimpin terlalu tinggi mengharapkan bangunan Gereja seperti dalam gamabr yang sudah dibuat sebelumnya. Semua umat menerima penjelasan beliau dan menyepakati gambar bangunan Gereja yang dibuat oleh Pastor Anton sendiri.
Pertemuan ini diadakan untuk membangkitkan kebersamaan umat dalam melanjutkan pembangunan sehingga umat merasa bahwa pembangunan itu adalah proyek bersama, tanggungjawab bersama sehingga semua umat harus terlibat. Sebab karena sebelumnya umat kurang dilibatkan baik dalam gambar bentuk bangunan dan juga karena diborongkan, maka umat tidak merasa bahwa pembangunan adalah tanggungjwab bersama, seakan hanya proyek pastor dan panitia. Dalam pertemuan itu ditegaskan kembali beberapa kesepatakan bersama, yakni:
1. Masing-masing lingkungan mengutus 1 setiap hari untuk gotong royong.
2. Makan tukang dan yang gotong royong ditanggung oleh umat dan itu diatur oleh para pengurus lingkungan.
3. Lingkungan juga bertanggungjawab mengatur jadwal orang yang memasak untuk makanan tukang dan yang ikut gotong royong.
4. Ketua panitia menjadi koordinatur lapangan saat pembangunan.
Akhirnya semua sepakat bahwa pembangunan dilanjutkan kembali pada hari senin 23 Mei 2011. Pertemuan ditutup dengan makan cinpa bersama yang disumbangkan oleh ibu-ibu dari stasi Tanah Pinem lewat ketua DPPH yakni bapak Jansen Ginting.
Namun atas desakan para simpatisan, terutama dari seseorang dari paroki Sidikalang yang siap membantu proses pembangunan, akhirnya pada hari Minggu 8 Mei 2011 sehabis perayaan Ekaristi diadakanlah rapat bersama yakni DPPH, Panitia Pembangunan bersama umat, di aula paroki. Dalam rapat bersama itu akhirnya diputuskan bahwa pembangunan gereja akan dilanjutkan dengan kesepakatan bahwa semua umat akan berkerja sama dalam pembangunan karena pembangunan dilakukan sendiri, tidak lagi diberi kepada pemborong. Dalam rapat tersebut juga diputuskan bahwa tanggal 22 Mei 2011 misa Minggu dipersembahkan secara khusus untuk kelanjutkan pembangunan dan awal pembangunan dimulai.
Sesudah perayaan ekaristi, diadakanlah syukuran bersama di aula paroki. Kegiatan syukuran yang dimaksud adalah bersyukur karena semangat kebersamaan, kerinduan dan kesepatakan umat untuk melanjutkan pembangunan tumbuh dalam diri semua umat. Juga pertemuan itu sekaligus sebagai awal kebersamaan untuk melanjutkan pembangunan.
Dalam pertemuan tersebut, pastor Anton juga menampilkan gambar bangunan paroki yang telah beliau perbaharui sendiri. Layaknya seperti seorang arsitek Pastor Anton menerangkan bangunan Gereja yang dia buat sendiri dengan menggunakan program Auto Cad. Pastor Anton menerangkan bahwa gambar yang dia buat tidak jauh berbeda dengan gambar-gambar yang sudah ada sebelumnya, yang dibuat oleh para pemborong dan ahlinya (sudah 3 gambar). Beliau menerangkan bahwa dalam gambar tersebut ada penyederhanaan di beberapa tempat yakni menara lonceng. Pastor ini menerangkan gambar dan membandikannya dengan gambar-gambar sebelumnya. Pastor Anton menerangkan adanya penyederhanaan dalam beberapa hal dengan pertimbangan upaya membertahnakan bangunan yang sudah ada dan juga berpikir realistis akan kemampuan umat dan panitia, beliau mengajak umat tidak usah bermimpin terlalu tinggi mengharapkan bangunan Gereja seperti dalam gamabr yang sudah dibuat sebelumnya. Semua umat menerima penjelasan beliau dan menyepakati gambar bangunan Gereja yang dibuat oleh Pastor Anton sendiri.
Pertemuan ini diadakan untuk membangkitkan kebersamaan umat dalam melanjutkan pembangunan sehingga umat merasa bahwa pembangunan itu adalah proyek bersama, tanggungjawab bersama sehingga semua umat harus terlibat. Sebab karena sebelumnya umat kurang dilibatkan baik dalam gambar bentuk bangunan dan juga karena diborongkan, maka umat tidak merasa bahwa pembangunan adalah tanggungjwab bersama, seakan hanya proyek pastor dan panitia. Dalam pertemuan itu ditegaskan kembali beberapa kesepatakan bersama, yakni:
1. Masing-masing lingkungan mengutus 1 setiap hari untuk gotong royong.
2. Makan tukang dan yang gotong royong ditanggung oleh umat dan itu diatur oleh para pengurus lingkungan.
3. Lingkungan juga bertanggungjawab mengatur jadwal orang yang memasak untuk makanan tukang dan yang ikut gotong royong.
4. Ketua panitia menjadi koordinatur lapangan saat pembangunan.
Akhirnya semua sepakat bahwa pembangunan dilanjutkan kembali pada hari senin 23 Mei 2011. Pertemuan ditutup dengan makan cinpa bersama yang disumbangkan oleh ibu-ibu dari stasi Tanah Pinem lewat ketua DPPH yakni bapak Jansen Ginting.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.